BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN INTERPRESTASI
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Setiap Variabel
Seperti telah diketahui sebelumnya, dalam penelitian ini variabel kepemimpinan (X1) dan variabel motivasi (X2) adalah sebagai variabel bebas (independent variable) dan variabel prestasi kerja (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable).
Dari hasil jawaban terhadap kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai berbagai variabel yang meliputi; variabel kepemimpinan yang mempunyai tiga macam dimensi yakni direktif, suportif dan partisipatif, yang terdiri dari enam macam indikator; variabel motivasi yang mempunyai lima macam dimensi yakni psikological needs, safety needs, social needs, esteem needs, dan self actualization dengan lima macam indikator; sedangkan prestasi kerja yang mempunyai tiga macam dimensi yakni hasil kerja, pelaksanaan kerja dan perilaku terdiri dari enam indikator; merupakan variabel terikatnya yang dibagikan dan isi oleh responden, maka dapat dilakukan analisa terhadap masing-masing variabel penelitian beserta indikator-indikatornya.
Untuk memudahkan dalam memilah setiap variabel yang akan dianalisa dan memudahkan dalam melihat hasil dari jawaban reponden, terlebih dahulu kita melihat tabel operasionalisasi variabel pada lampiran.
4.1.1.1. Analisis Terhadap Variabel Kepemimpinan
Variabel kepemimpinan mempunyai tiga dimensi yaitu directive leadership, supportive leadership dan participative leadership. Dari ketiga dimensi ini terdapat enam indikator. Data selengkapnya mengenai rincian hasil jawaban responden terhadap dimensi variabel bebas kepemimpinan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabe
l.5 Tabel.4 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi-dimensi Variabel Kepemimpinan No Dimensi Indikator Frekuensi Banyak Kuisioner x Jumlah Responden SS S R TS STS 1 Directive Leadership § Menggunakan kekuasaan 7 127 11 5 0 150 § Pengawasan terhadap pekerjaan pegawai 2 89 7 2 0 100 2 Supportive Leadership § Mendorong bawahan 6 136 6 2 0 150 § Keterbukaan terhadap pegawai 3 133 11 3 0 150 3 Participative Leadership § Partisipasi pemimpin dalam tugas pegawai 5 89 6 0 0 100 § Keteladanan 2 94 4 0 0 100 Jumlah 25 668 45 12 0 750 Persentase (%) 3,333 89,07 6 1,6 0 100 Sumber : Hasil penelitian (data diolah) Tanggapan Responden Terhadap Dimensi-dimensi Variabel Motivasi No Dimensi Indikato
r Tabel.4 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi-dimensi Variabel Kepemimpinan No Dimensi Indikator Frekuensi Banyak Kuisioner x Jumlah Responden SS S R TS STS 1 Directive Leadership § Menggunakan kekuasaan 7 127 11 5 0 150 § Pengawasan terhadap pekerjaan pegawai 2 89 7 2 0 100 2 Supportive Leadership § Mendorong bawahan 6 136 6 2 0 150 § Keterbukaan terhadap pegawai 3 133 11 3 0 150 3 Participative Leadership § Partisipasi pemimpin dalam tugas pegawai 5 89 6 0 0 100 § Keteladanan 2 94 4 0 0 100 Jumlah 25 668 45 12 0 750 Persentase (%) 3,333 89,07 6 1,6 0 100 Sumber : Hasil penelitian (data diolah) Frekuensi Banyak Kuisioner x Jumlah Responden SS S R TS STS 1 Psysiological needs Kenyamanan tempat kerja 5 133 11 1 0 150 2 Safety needs Fasilitas keselamatan dan kesehatan 5 135 7 3 0 150 3 Social needs Hubungan sesama rekan kerja 6 136 6 2 0 150 4 Esteem needs Penghargaan dari pimpinan 4 139 5 2 0 150 5 Self actualization Kenaikan pangkat dan jabatan 3 139 5 3 0 150 Jumlah 23 682 34 11 0 750 Persentase (%) 3,067 90,93 4,533 1,467 0 100 Sumber : Hasil penelitian (data diolah)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap indikator-indikator dari dimensi-dimensi variabel kepemimpinan cukup bervariasi. Dalam dimensi directive leadership kecenderungan responden sebagian besar menyatakan bahwa pemimpin menerapkan kekuasaannya dalam menjalankan kepemimpinannya artinya bahwa semua penentu kebijaksanaan dilakukan oleh pimpinan. Sedang pada dimensi supportive leadership tanggapan responden lebih cenderung kepada kepemimpinan yang demokratis dan terbuka terhadap pegawai. Pada dimensi participative leadership juga demikian, tanggapan responden cenderung mengarah pada kepemimpinan yang berpartisipasi terhadap tugas-tugas pegawai yang berarti pemimpin ikut memberikan sumbang saran dalam penyelesaian tugas-tugas pegawai.
4.1.1.2. Analisis Terhadap Variabel Motivasi
Variabel motivasi mempunyai
Tabel.5 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi-dimensi Variabel Motivasi No Dimensi Indikator Frekuensi Banyak Kuisioner x Jumlah Responden SS S R TS STS 1 Psysiological needs Kenyamanan tempat kerja 5 133 11 1 0 150 2 Safety needs Fasilitas keselamatan dan kesehatan 5 135 7 3 0 150 3 Social needs Hubungan sesama rekan kerja 6 136 6 2 0 150 4 Esteem needs Penghargaan dari pimpinan 4 139 5 2 0 150 5 Self actualization Kenaikan pangkat dan jabatan 3 139 5 3 0 150 Jumlah 23 682 34 11 0 750 Persentase (%) 3,067 90,93 4,533 1,467 0 100 Sumber : Hasil penelitian (data diolah)
Motivasi merupakan sesuatu yang muncul karena adanya kebutuhan baik materi maupun non materi dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Pentingnya motivasi ini dikarenakan dengan adanya motivasi yang diberikan oleh pemimpin ialah yang mendukung dan menyebabkan para pegawai dalam melaksanakan tugas dan antusias dalam pencapaian hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan seperti pada tabel diatas, dimana hampir 94% responden mendukung pada pernyataan diatas.
4.1.1.3. Analisis Terhadap Variabel Pretasi Kerja
Variabel prestasi kerja mempunyai tiga dimensi yaitu hasil kerja, pelaksanaan kerja dan perilaku dan terdiri dari enam macam indikator. Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel.6 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi-dimensi Variabel Prestasi Kerja No Dimensi Indikator Frekuensi Banyak Kuisioner x Jumlah Responden SS S R TS STS 1 Hasil kerja § Kualitas kerja 4 135 5 6 0 150 § Kuantitas kerja 4 141 3 2 0 150 2 Pelaksanaan kerja § Kepatuhan terhadap peraturan 3 90 6 1 0 100 § Ketepatan waktu pelaksanaan tugas 4 137 5 4 0 150 3 Perilaku § Kerjasama/ team work 3 92 4 1 0 100 § Komunikasi 3 92 3 2 0 100 Jumlah 21 687 26 16 0 750 Persentase (%) 2,8 91,6 3,467 2,133 0 100 Sumber : Hasil penelitian (data diolah)
Sama dengan variabel yang lain, pada variabel pestasi kerja tanggapan responden cenderung kepada asumsi bahwa pemimpin harus benar-benar memberikan perhatian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan seperti motivasi, kepuasan kerja, kondisi fisik pekerjaan dan kemampuan kerja pegawai dalam menunjang hasil kerja yang maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel bahwa 94,4% tanggapan responden menyetujui pernyataan diatas.
4.1.2. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebagaimana diketahui bahwa penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2) serta satu variabel terikat yaitu prestasi kerja (Y). Hubungan antar variabel didekati melalui teknik analisis regresi berganda dan untuk melihat pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan teknik korelasi product moment.
Sebelum instrument penelitian digunakan untuk merekam data dilapangan yang nantinya akan dianalisa perlu didahului dengan pengujian persyaratan instrument, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
Menurut Sugiyono (2001), uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauhmana instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauhmana instrument pengukur tersebut dapat dipercaya atau diandalkan.
4.1.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Varibel Kepemimpinan
Variabel kepemimpinan terbagi dalam 15 item pertanyaan yang tertuang dalam kuisioner. Perhitungan uji validitas dan reliabilitas variabel kepemimpinan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Dari output SPSS VER.12.0 diperoleh kesimpulan bahwa untuk item X1 nilai korelasinya adalah 0,540 dengan probabilitas korelasi Sig.(2 tailed) sebesar 0,000. Sesuai kriteria sebelumnya, item instrumen nomor 1 adalah valid, karena nilai probabilitas korelasi Sig.(2 tailed) <>a) sebesar 0,05. Hasil selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 7. Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Korelasi antara Nilai Korelasi (Pearson's Correlation) Probabilitas Korelasi Sig.(2 tailed) Kesimpulan Item X1 dengan Total X 0,540 0,000 VALID Item X2 dengan Total X 0,637 0,000 VALID Item X3 dengan Total X 0,646 0,000 VALID Item X4 dengan Total X 0,625 0,000 VALID Item X5 dengan Total X 0,531 0,000 VALID Item X6 dengan Total X 0,511 0,000 VALID Item X7 dengan Total X 0,671 0,000 VALID Item X8 dengan Total X 0,578 0,000 VALID Item X9 dengan Total X 0,550 0,000 VALID Item X10 dengan Total X 0,665 0,000 VALID Item X11 dengan Total X 0,472 0,001 VALID Item X12 dengan Total X 0,460 0,001 VALID Item X13 dengan Total X 0,489 0,000 VALID Item X14 dengan Total X 0,415 0,003 VALID Item X15 dengan Total X 0,440 0,001 VALID Sumber : Data Penelitian (diolah)
Untuk uji reliabilitas variabel kepemimpinan dapat dilihat pada ouput SPSS VER.12.0 pada lampiran yang menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) adalah sebesar 0,832. Sesuai kriteria, nilai ini sudah lebih besar dari 0,60 maka data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya.
4.1.2.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Varibel Motivasi
Variabel motivasi terbagi dalam 15 item pertanyaan dalam kuisioner. Dari output SPSS VER.12.0 diperoleh kesimpulan bahwa untuk item X1 nilai korelasinya adalah 0,430 dengan probabilitas korelasi Sig.(2 tailed) sebesar 0,002. Sesuai kriteria sebelumnya, item instrumen nomor 1 adalah valid, karena nilai probabilitas korelasi Sig.(2 tailed) <>a) sebesar 0,05. Hasil selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 8. Uji Validitas Variabel Motivasi Korelasi antara Nilai Korelasi (Pearson's Correlation) Probabilitas Korelasi Sig.(2 tailed) Kesimpulan Item X1 dengan Total X 0,430 0,002 VALID Item X2 dengan Total X 0,424 0,002 VALID Item X3 dengan Total X 0,468 0,001 VALID Item X4 dengan Total X 0,359 0,010 VALID Item X5 dengan Total X 0,465 0,001 VALID Item X6 dengan Total X 0,478 0,000 VALID Item X7 dengan Total X 0,235 0,100 VALID Item X8 dengan Total X 0,689 0,000 VALID Item X9 dengan Total X 0,524 0,000 VALID Item X10 dengan Total X 0,387 0,006 VALID Item X11 dengan Total X 0,493 0,000 VALID Item X12 dengan Total X 0,466 0,001 VALID Item X13 dengan Total X 0,381 0,006 VALID Item X14 dengan Total X 0,515 0,000 VALID Item X15 dengan Total X 0,657 0,000 VALID Sumber : Data Penelitian (diolah)
Untuk uji reliabilitas variabel motivasi dapat dilihat pada ouput SPSS VER.12.0 pada lampiran yang menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) adalah sebesar 0,748. Sesuai kriteria, nilai ini sudah lebih besar dari 0,60 maka data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya.
4.1.2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Varibel Prestasi Kerja
Variabel prestasi kerja terdiri dari 15 pertanyaan yang ada didalam kuisioner. Dari output SPSS VER.12.0 diperoleh kesimpulan bahwa untuk item X1 nilai korelasinya adalah 0,554 dengan probabilitas korelasi Sig.(2 tailed) sebesar 0,000. Sesuai kriteria sebelumnya, item instrumen nomor 1 adalah valid, karena nilai probabilitas korelasi Sig.(2 tailed) <>a) sebesar 0,05. Hasil selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 9. Uji Validitas Variabel Prestasi Kerja Korelasi antara Nilai Korelasi (Pearson's Correlation) Probabilitas Korelasi Sig.(2 tailed) Kesimpulan Item X1 dengan Total X 0,554 0,000 VALID Item X2 dengan Total X 0,490 0,000 VALID Item X3 dengan Total X 0,373 0,008 VALID Item X4 dengan Total X 0,476 0,000 VALID Item X5 dengan Total X 0,270 0,058 VALID Item X6 dengan Total X 0,532 0,000 VALID Item X7 dengan Total X 0,457 0,001 VALID Item X8 dengan Total X 0,504 0,000 VALID Item X9 dengan Total X 0,517 0,000 VALID Item X10 dengan Total X 0,632 0,000 VALID Item X11 dengan Total X 0,269 0,059 VALID Item X12 dengan Total X 0,457 0,001 VALID Item X13 dengan Total X 0,572 0,000 VALID Item X14 dengan Total X 0,407 0,003 VALID Item X15 dengan Total X 0,596 0,000 VALID Sumber : Data Penelitian (diolah)
Untuk uji reliabilitas variabel prestasi kerja dapat dilihat pada ouput SPSS VER.12.0 pada lampiran yang menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) adalah sebesar 0,738. Sesuai kriteria, nilai ini sudah lebih besar dari 0,60 maka data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya.
4.2. Interprestasi
4.2.1. Analisa Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja
Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel kepemimpinan dan variabel prestasi kerja, dilakukan pengujian dengan menggunakan regresi linier. Output SPSS VER.12.0 menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,691. Dan bila dikonsultasikan dengan interprestasi koefisien korelasi maka 0,691 terletak diantara 0,60 – 0,79 hal ini menandakan adanya hubungan yang kuat antara variabel kepemimpinan dan variabel prestasi kerja, maka dapat diartikan adanya hubungan yang positif antara variabel kepemimpinan dan variabel prestasi kerja. Hal ini mengandung makna bahwa apabila ada peningkatan dalam kepemimpinan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan, maka tingkat prestasi kerja pegawai akan meningkat. Dari output SPSS VER.12.0 juga diketahui bahwa nilai R Square = 0,477, artinya 47,7% prestasi kerja pegawai dapat dijelaskan oleh kepemimpinan atau dengan kata lain pengaruh variabel kepemimpinan terhadap variabel prestasi kerja terikat sebesar 47,7% sedangkan sisanya sebesar 52,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar kepemimpinan. Untuk menguji apakah koefisien korelasi diatas secara parsial signifikan atau tidak digunakan Uji t. Nilai t dari hubungan antara variabel kepemimpinan dan variabel prestasi kerja, seperti terlihat pada tabel coeffissients pada output SPSS VER.12.0.
Hipotesis penelitian untuk variabel kepemimpinan dan variabel prestasi kerja adalah :
H0 : m = 0 : tidak ada pengaruh
Ha : m ≠ 0 : ada pengaruh
Keputusan diterima atau ditolaknya hipotesa tersebut adalah dengan taraf kesalahan 0,05 bila thitung < ttabel maka H0 diterima dan menolak Ha. Tetapi sebaliknya bila thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Dari output SPSS VER.12.0 diperoleh variabel kepemimpinan t hitung = 6,622. Tingkat signifikan (a) = 0,05. Untuk t tabel diperoleh nilai 2,000. Karena thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya koefisien korelasi signifikan. Dengan demikian hipotesis kepemimpinan secara parsial berpengaruh positif terhadap prestasi kerja pegawai dan dapat diterima pada degree of freedom (a) = 0,05.
Selanjutnya dari output SPSS VER.12.0 antara variabel kepemimpinan terhadap variabel prestasi kerja diperoleh nilai persamaan regresi Y = 1,702 + 0,570 X1. Dari persamaan tersebut, tanda positif menunjukkan adanya perubahan yang searah Interprestasi secara statistik menyatakan bahwa nilai prestasi kerja akan sebesar 1,702 walaupun nilai kepemimpinan = 0. Koefisien regresi kepemimpinan sebesar 0,570 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan kepemimpinan akan meningkatkan 57,0% prestasi kerja pegawai. Sebaliknya, apabila setiap penurunan satu satuan kepemimpinan akan menurunkan 57,0% prestasi kerja pegawai.
4.2.2. Analisa Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja
Sama dengan interpretasi dari analisis sebelumnya, untuk mengetahui keeratan hubungan kedua variabel ini, dilakukan pengujian regresi linier. Pada output SPSS VER.12.0 menunjukkan koefisien korelasi antara variabel motivasi terhadap variabel prestasi kerja adalah sebesar 0,721. Dikarenakan interprestasi dari koefisien korelasi 0,721 terletak diantara 0,60 – 0,79 maka hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang kuat diantara variabel motivasi dan variabel prestasi kerja. Dapat pula diartikan adanya hubungan yang positif antara variabel motivasi dan variabel prestasi kerja. Hal ini mengandung makna bahwa apabila ada peningkatan dalam motivasi dengan asumsi variabel lain dianggap konstan, maka tingkat prestasi kerja pegawai akan meningkat. Dari output SPSS VER.12.0 juga diketahui bahwa nilai R Square = 0,520, dengan kata lain pengaruh variabel motivasi terhadap variabel prestasi kerja terikat sebesar 52,0% artinya 52,0% prestasi kerja pegawai dapat dijelaskan oleh motivasi sedangkan sisanya 48% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar motivasi.
Untuk menguji apakah koefisien korelasi diatas secara parsial signifikan atau tidak digunakan Uji t. Nilai t dari hubungan antara variabel motivasi dan variabel prestasi kerja seperti terlihat pada tabel coeffissients pada output SPSS VER.12.0.
Hipotesis penelitian untuk variabel motivasi terhadap variabel prestasi kerja adalah :
H0 : m = 0 : tidak ada pengaruh
Ha : m ≠ 0 : ada pengaruh
Keputusan diterima atau ditolaknya hipotesa tersebut adalah dengan taraf kesalahan 0,05 bila thitung < ttabel maka H0 diterima dan menolak Ha. Tetapi sebaliknya bila thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Dari output SPSS VER.12.0 diperoleh variabel motivasi t hitung = 7,217. Tingkat signifikan (a) = 0,05. Untuk t tabel diperoleh 2,000. Karena thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya koefisien korelasi signifikan. Dengan demikian hipotesis motivasi secara parsial berpengaruh positif terhadap prestasi kerja pegawai dan dapat diterima pada degree of freedom (a) = 0,05.
Selanjutnya dari output SPSS VER.12.0 antara variabel motivasi terhadap variabel prestasi kerja diperoleh nilai persamaan regresi Y = 1,018 + 0,741 X2. Dari persamaan tersebut tanda positif menunjukkan adanya perubahan yang searah. Interprestasi secara statistik dapat dikatakan bahwa nilai prestasi kerja akan sebesar 1,018 walaupun nilai motivasi = 0. Koefisien regresi motivasi sebesar 0,741 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan motivasi akan meningkatkan 74,1% prestasi kerja pegawai. Sebaliknya, apabila setiap penurunan satu satuan kepemimpinan akan menurunkan 74,1% prestasi kerja pegawai.
4.2.3. Analisa Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Prestasi Kerja
Dalam analisis secara agregat, baik variabel kepemimpinan maupun variabel motivasi dilibatkan dalam model untuk mengetahui hubungan kedua variabel bebas tersebut secara serempak terhadap variabel terikat yaitu prestasi kerja. Output SPSS VER.12.0 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara variabel kepemimpinan dan motivasi terhadap prestasi kerja adalah sebesar 0,742. Ini menandakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel kepemimpinan dan motivasi terhadap prestasi kerja. Dan apabila dikonsultasikan pada interprestasi koefisien korelasi maka nilai 0,742 terletak diantara 0,60 – 0,79. Hal tersebut menandakan bahwa adanya hubungan yang kuat antara variabel kepemimpinan dan motivasi terhadap prestasi kerja. Dapat juga berarti apabila ada peningkatan pada kepemimpinan dan motivasi dengan asumsi variabel lain dianggap konstan, maka prestasi kerja pegawai akan meningkat. Dari output SPSS VER.12.0 juga diperoleh nilai
Untuk menguji apakah koefisien korelasi diatas secara agregat signifikan atau tidak, digunakan Uji F. Nilai F dari hubungan kepemimpinan dan motivasi terhadap prestasi kerja dapat dilihat di tabel anova pada output SPSS VER.12.0.
Hipotesis penelitian untuk kepemimpinan dan motivasi terhadap prestasi kerja adalah :
H0 : m = 0 : tidak ada pengaruh
Ha : m ≠ 0 : ada pengaruh
Keputusan diterima atau ditolaknya hipotesa tersebut adalah dengan taraf kesalahan 0,05 bila Fhitung <>tabel maka H0 diterima dan menolak Ha. Tetapi sebaliknya bila Fhitung > Ftabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dari output SPSS VER.12.0 diperoleh variabel kepemimpinan dan motivasi Fhitung = 28,805. Tingkat signifikansi (a) = 0,05. Untuk Ftabel didapat Fa k(n-k-1) = F 0,05(2)(47) = 3,23.
Dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya koefisien korelasi signifikan. Dengan demikian hipotesis variabel kepemimpinan dan variabel motivasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel prestasi kerja dan dapat diterima pada degree of freedom (a) = 0,05.
Selanjutnya dari ouput SPSS VER.12.0 juga dapat diperoleh persamaan regresi Y = 1,042 + 0,251 X1 + 0,486 X2. Dari persamaan tersebut tanda positif menunjukkan adanya perubahan yang searah. Interpretasi secara statistik menyatakan bahwa nilai prestasi kerja akan sebesar 1,042 walaupun nilai kepemimpinan dan motivasi = 0. Koefisien regresi variabel kepemimpinan sebesar 0,251 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan kepemimpinan akan meningkatkan 25,1% prestasi kerja pegawai. Demikian juga dengan variabel motivasi sebesar 0,486 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan motivasi akan meningkatkan 48,6% prestasi kerja pegawai. Sebaliknya apabila ada setiap penurunan satu satuan kepemimpinan akan menurunkan 25,1% prestasi kerja dan setiap penurunan satu satuan motivasi akan menurunkan 48,6% prestasi kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar